Bali International Choir Festival (BICF) merupakan agenda tahunan dari Bandung Choral Society (BCS). BCS merupakan sebuah organisasi kepaduan suaraan yang berada di Bandung. Organisasi ini didirikan pada bulan Juli tahun 2000 oleh Mr Tommyanto Kandisaputra. Dalam beberapa tahun ini BCS telah menyelenggarakan banyak event diantaranya yakni BICF. Dan pada tahun 2013 ini merupakan tahun kedua BCS mengadakan BICF.
Pada musim kedua ini, BICF diadakan pada tanggal 20-26 Juli 2013. Kami anggota Paduan Suara Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya tentunya turut serta memeriahkan festival tersebut. Bisa dikatakan bahwa ini adalah kali pertama PSM IAIN Sunan Ampel Surabaya mengikuti lomba atau festival paduan suara, khususnya yang bertaraf internasional. Sungguh merupakan tantangan bagi kami terlebih karena ini merupakan festival internasional yang tentunya diikuti oleh peserta dari berbagai negara. Untuk bisa mengikuti festival itu, banyak cara telah kami lalui dan tentunya tidak mudah. Untuk mengikuti 2nd BICF tersebut tentunya tidak bisa main-main, audisi pun wajib dilakukan demi untuk memperoleh siapa saja yang memang sanggup dan kompeten untuk mengikutinya. Dari sekitar kurang lebih 100 anggota PSM IAIN Sunan Ampel Surabaya, hanya terpilih 35 anggota (1 Conductor, 11 anggota Sopran, 10 anggota Alto, 7 anggota Tenor dan 6 anggota Bass) yang dapat mengikuti 2nd BICF. Tidak sampai disitu saja, selama berbulan-bulan kami berlatih empat lagu untuk bisa tampil maksimal dalam festival tersebut. Kebetulan kami hanya mengikuti dua jenis kategori pada festival tersebut, yang pertama yakni kategori MIXED-CHOIR dengan membawakan lagu The Long Day Closes dan Rosas Pandan. Kemudian untuk kategori kedua yakni FOLKLORE dengan membawakan lagu Gunung Salahutu (Maluku Folksong) dan Sigulempong (Tapanuli Traditional Song) Setiap kegiatan pasti membutuhkan dana, sama halnya dengan kegiatan BICF ini, kami pun memerlukan dana yang tidak sedikit. Tentunya hal ini sempat membuat kami khawatir, namun Alhamdulillah karena pihak Rektorat sangat mendukung kami dalam mengikuti festival. Masalah dana pun bisa teratasi karena mendapatkan bantuan penuh dari pihak Rektorat.
Saat yang ditunggu-tunggu akhirnya
tiba, pada tanggal 19 Juli 2013 ba’da berbuka puasa dan sholat maghrib kami pun
berangkat dari kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya berniat untuk mengikuti
festival dan untuk mengharumkan nama baik almamater kami. Dengan kesiapan hati, mental dan iman kami pun berangkat
menuju pulau Dewata Bali. Suasana Ramadhan menyelimuti perjalanan kami,
berharap berkah Ramadhan senantiasa bersama kami. Tepat pukul
01.00 WIB dini
hari, kami telah sampai di
pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Kami beserta rimbongan pun segera menyeberangi selat
Bali menuju pelabuhan Gilimanuk Bali,
kami sampai disana kurang lebih pukul 02.00 WIB atau pukul 03.00 WITA. Sesampainya kami
di pulau dewata tersebut, kami pun tancap gas menuju sebuah restoran muslim di daerah
Kabupaten Negara untuk santap sahur pertama kami disana. Selepas itu, kami pun
melanjutkan perjalanan menuju penginapan, dan sampai lah kami di Hotel Puri
Indah 2 pada pukul 09.00 WITA. Ba’da sholat Dzuhur
kami berangkat menuju Bali Arts Centre, lokasi dimana festival diadakan, hanya untuk sekedar
cek lokasi. Setelah itu kami lanjut menuju Mr. Kuta, salah satu toko pusat
oleh-oleh di Kuta Bali. Disana kami menjalankan sholat Ashar dan
berbuka puasa pertama di Bali. Di sana pula lah kami melakukan latihan untuk
yang pertama kali di Bali. Pukul 23.00 WITA kami pun kembali ke penginapan
untuk beristirahat.
Pada hari kedua (21 Juli),
kami berangkat lagi menuju Bali
Arts Centre untuk melakukan cek panggung. Sorenya kami pun latihan
sembari menunggu waktu berbuka tiba. Sungguh beda rasanya berpuasa di tempat
dimana kebanyakan orang tidak berpuasa. Kebetulan di penginapan kami
berdampingan dengan sebuah kelompok paduan suara dari Kupang yang notabene
mereka juga mengikuti festival tersebut. Pada hari ketiga (22 Juli),
kami seharian penuh berlatih mulai pagi hingga malam dan hanya beristirahat
saat datang waktunya sholat. Akan tetapi pada hari-hari
selanjutnya kami lebih berfokus pada latihan malam dikarenakan kami berpuasa.
Pada hari keempat (23 Juli), setelah sedikit latihan dan istirahat yang
cukup kami pun berangkat menuju GBI Rock-Lembah Pujian Denpasar-Bali pada
pukul 16.00 WITA untuk mengikuti upacara pembukaan 2nd BICF-2013. Pada
hari kelima (24 Juli), hari itu merupakan hari penentuan dimana hasil
dari usaha dan latihan kami selama berbulan-bulan dipertaruhkan. Pagi-pagi
sekali kami sudah mempersiapkan segalanya termasuk kostum dan
penampilan. Segera kami pun berangkat menuju Bali Arts Centre karena pada
pukul 9.30 WITA merupakan jadwal tampil perdana kami untuk kategori pertama (MIXED-CHOIR)
dengan lagu The Long Day Closes dan Rosas Pandan. Gugup dan was-was pun
rasanya menghantui pikiran kami, tapi dengan bismillahirrahmanirrahim kami yakin kami bisa. Seusai tampil
kategori pertama, kami pun puas. Akan tetapi was-was masih tersisa, sembari
menunggu jadwal tampil kategori kedua, kami pun transit ke
sebuah Masjid di Hotel Sanur. Disana kami menjalankan kewajiban sholat Dzuhur
dan sekaligus mempersiapkan untuk penampilan selanjutnya. Pukul 14.00 WITA kami kembali ke Bali Arts Centre, kemudian
pada pukul 15.00 WITA kami pun tampil untuk kategori kedua (FOLKLORE)
dengan lagu Gunung Salahutu dan Sigulempong. Dalam kondisi dahaga karena
berpuasa, kami pun semakin yakin dan percaya diri bahwa Allah SWT senantiasa
bersama kami. Seusai penampilan kami yang kedua, kami pun lega dan
bersyukur karena telah diberikan kelancaran dalam menampilkan hasil latihan
kami selama beberapa bulan. Kami pun kembali ke penginapan dengan perasaan yang bahagia
dan berharap kami bisa mendaparkan nilai yang memuaskan.
Mengikuti BICF ini merupakan momen
yang sangat membanggakan bagi kami, karena kami dipercaya membawa almamater ke
kancah internasional. Sungguh menegangkan memang, tampil didepan para juri dari
berbagai negara. Tapi hal itu kiranya merupakan suatu kebanggaan tersendiri
bagi kami karena kami merupakan satu-satunya peserta yang murni dengan latar
belakang ISLAM dan mengenakan jilbab bagi wanita sebagai simbol keislaman kami.
Hal itu pun dituturkan Prof. André de Quadros (juri berkebangsaan Amerika Serikat sekaligus sebagai
Artistic Director of BICF 2013) pada
saat pengumuman pemenang lomba. Beliau merupakan salah satu juri pada festival
tersebut. Ya, pada hari itu, Kamis 25 Juli 2013 merupakaan saat paling mendebarkan bagi
kami. Puji syukur kehadirat Allah SWT
kami dipercaya
untuk mendapatkan medali perak untuk
masing-masing kategori. Kami sangat senang akan hal itu, meski hanya perak kami
cukup puas karena jerih payah kami berbulan-bulan terbayar sudah.
Ini merupakan langkah awal PSM IAIN Sunan Ampel Surabaya dalam melebarkan sayapnya untuk membawa harum nama IAIN Sunan Ampel Surabaya yang akan berubah menjadi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ke dunia internasional. Harapan kami semoga tidak hanya ini
yang bisa kami perbuat, semoga ke depannya kami bisa mengikuti lomba internasional lagi dan
lebih mengharumkan almamater kami,
IAIN Sunan Ampel Surabaya. Aamiin!
Kunjungi facebook kami di https://www.facebook.com/psmuinsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar